Mengapa Glioblastoma Sebabkan Otak Terganggu? Glioblastoma adalah kanker otak yang sangat agresif. Kanker ini berkembang sangat cepat. Bahkan bisa menyerang jaringan otak yang sehat. Oleh sebab itu, kondisi ini sering menyebabkan gangguan fungsi otak. Tak hanya itu, penderita juga mengalami berbagai gejala yang mengganggu kehidupan sehari-hari.
Glioblastoma bukanlah tumor otak biasa. Sebaliknya, ia termasuk tumor ganas. Bahkan tergolong dalam klasifikasi WHO grade 4. Artinya, pertumbuhan sel abnormal ini tidak hanya cepat tetapi juga merusak.
Mengapa Glioblastoma Sebabkan Otak Terganggu?
Glioblastoma di kenal juga sebagai glioblastoma multiforme. Ini adalah tumor otak primer.
Sel-sel yang terkena berasal dari sel glial. Tepatnya astrosit, bagian penting sistem saraf pusat. Astrosit membantu menjaga keseimbangan kimia di otak. Oleh karena itu, jika terganggu, maka fungsi otak ikut terpengaruh.
Glioblastoma tumbuh dengan cepat. Bahkan bisa menyebar ke area otak lainnya. Akibatnya, struktur otak menjadi tertekan. Maka dari itu, banyak pasien mengalami sakit kepala yang parah. Bahkan di sertai mual atau muntah.
Selain itu, tumor ini sulit di operasi. Sebab, sel-selnya menyusup ke jaringan otak sehat. Dokter biasanya hanya bisa mengangkat sebagian. Sisanya harus di tangani dengan terapi lanjutan.
Karena pertumbuhannya yang cepat, pengobatan harus segera dimulai. Namun, respons terhadap pengobatan sering tidak maksimal. Oleh sebab itu, tingkat kelangsungan hidup pasien tergolong rendah.
Faktor penyebab glioblastoma belum diketahui secara pasti. Tapi ada beberapa hal yang meningkatkan risiko. Misalnya usia lanjut, paparan radiasi, dan riwayat keluarga. Pria juga lebih rentan di banding wanita.
Beberapa studi juga menyebutkan Glioblastoma Sebabkan Otak Terganggu? adanya mutasi genetik. Terutama gen IDH1 dan EGFR. Maka dari itu, pengujian genetik kadang di lakukan.
Bagaimana Glioblastoma Mengganggu Fungsi Otak?
Glioblastoma mengganggu otak dalam banyak cara. Pertama, tumor ini menekan jaringan otak sehat. Akibatnya, aliran darah dan oksigen terganggu. Fungsi neuron pun jadi tidak maksimal.
Kedua, sel kanker bisa merusak jalur komunikasi antarsaraf. Misalnya, jika menyerang lobus frontal, maka fungsi kognitif menurun. Bahkan bisa memengaruhi kepribadian seseorang.
Ketiga, glioblastoma bisa memicu kejang. Ini terjadi karena aktivitas listrik otak terganggu. Penderita bisa tiba-tiba kehilangan kesadaran. Bahkan bisa mengalami kejang berulang.
Keempat, tekanan dalam tengkorak meningkat. Karena tumor tumbuh cepat, ruang dalam kepala jadi sempit. Ini menyebabkan sakit kepala terus-menerus.
Kelima, penglihatan terganggu. Beberapa pasien bahkan kehilangan penglihatan secara bertahap.
Keenam, fungsi bicara bisa terganggu. Tumor di area Broca atau Wernicke bisa membuat penderita sulit berbicara. Atau tidak memahami kata-kata yang di dengar.
Ketujuh, gerakan jadi lambat. Tumor yang menekan area motorik menyebabkan kelemahan otot. Akibatnya, gerakan menjadi terbatas. Bahkan bisa menyebabkan lumpuh sebagian.
Kedelapan, emosi berubah drastis. Glioblastoma bisa memengaruhi keseimbangan hormon dan suasana hati. Penderita bisa mudah marah, sedih, atau apatis.
Kesembilan, konsentrasi menurun. Bahkan melakukan tugas sederhana pun menjadi sulit. Pasien kerap kehilangan fokus. Bahkan untuk hal-hal kecil.
Kesepuluh, ingatan terganggu. Baik jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini membuat penderita sering lupa, bahkan terhadap hal penting.
Gejala Klinis yang Harus Diwaspadai
Pertama, sakit kepala yang tidak biasa. Sakit kepala ini berlangsung terus-menerus. Bahkan memburuk di pagi hari. Obat biasa tidak mempan.
Kedua, mual dan muntah. Biasanya menyertai sakit kepala. Terutama jika tekanan intrakranial meningkat. Ini bukan gejala biasa. Maka dari itu, perlu di waspadai.
Ketiga, kejang mendadak. Bisa terjadi pada orang yang tidak pernah mengalami sebelumnya. Oleh karena itu, jangan anggap remeh kejang pertama.
Keempat, kelemahan pada satu sisi tubuh. Tangan atau kaki bisa terasa berat. Bahkan sulit di gerakkan. Jika terus terjadi, segera periksakan.
Kelima, gangguan penglihatan. Pandangan bisa kabur, ganda, atau bahkan hilang. Ini terjadi jika tumor menekan saraf optik.
Keenam, bicara tidak jelas. Kalimat menjadi kacau. Atau sulit menemukan kata yang tepat. Ini bisa menjadi pertanda bahwa area bahasa terganggu.
Ketujuh, perubahan perilaku. Orang yang tadinya ceria bisa menjadi pemurung. Atau sebaliknya, terlalu agresif. Oleh karena itu, perubahan kepribadian harus di perhatikan.
Kedelapan, gangguan memori. Mudah lupa, sering mengulang pertanyaan, atau kehilangan barang. Ini tanda bahwa fungsi otak terganggu.
Kesembilan, kesulitan berjalan. Langkah menjadi goyah. Atau mudah terjatuh. Bahkan bisa di sertai kehilangan keseimbangan.
Kesepuluh, penurunan kesadaran. Penderita bisa mengantuk terus. Bahkan sulit di bangunkan. Ini merupakan kondisi darurat.
Upaya Penanganan
Pengobatan glioblastoma tidak mudah. Tapi tetap harus di upayakan. Pertama-tama, biasanya di lakukan operasi.
Namun, karena tumor menyusup ke jaringan sehat, tidak semua bisa diangkat. Maka dari itu, terapi tambahan di butuhkan.
Radioterapi adalah langkah selanjutnya. Sinar radiasi di gunakan untuk membunuh sisa sel kanker. Ini di lakukan beberapa minggu setelah operasi.
Kemoterapi juga di berikan. Biasanya dengan obat temozolomide. Obat ini bekerja menghentikan pembelahan sel kanker. Namun, efek sampingnya cukup berat.
Selain itu, ada terapi target. Sayangnya, tidak semua pasien cocok. Oleh karena itu, uji genetik di perlukan.
Imunoterapi sedang di kembangkan. Di sisi lain, perawatan paliatif sangat penting. Ini membantu pasien merasa lebih nyaman. Termasuk mengelola nyeri, kejang, dan gangguan tidur.
Dukungan bagi Penderita
Dukungan psikologis juga di butuhkan. Banyak pasien merasa stres, cemas, bahkan depresi. Oleh karena itu, pendampingan mental sangat penting.
Keluarga juga berperan besar. Memberi semangat, menemani, dan membantu pengobatan. Kehadiran mereka membuat pasien merasa tidak sendirian.
Selain itu, edukasi tentang penyakit sangat penting. Pasien dan keluarga harus paham kondisi dan pilihan yang tersedia. Ini membantu dalam pengambilan keputusan.
Terakhir, jangan ragu untuk mencari bantuan. Baik dari komunitas, yayasan, maupun tenaga kesehatan. Bersama-sama, tantangan bisa lebih mudah di lalui.
Kesimpulan
Glioblastoma memang ganas. Tapi bukan berarti tak bisa di tangani. Dengan deteksi dini, perawatan yang tepat, dan dukungan penuh, hidup tetap bisa di jalani.
Kenali gejalanya. Jangan abaikan tanda-tanda kecil. Terutama jika berkaitan dengan fungsi otak. Lebih cepat di ketahui Glioblastoma Sebabkan Otak Terganggu?, lebih baik hasilnya.