Mengenal Luka Diabetes: Tidak Bisa Dianggap Sepele

Spread the love

Mengenal Luka Diabetes: Tidak Bisa Di anggap Sepele – Luka di abetes adalah kondisi serius. Bukan luka biasa. Luka ini sering muncul pada penderita di abetes. Terutama di bagian kaki. Bisa juga di tangan, tapi lebih jarang.

Mengapa luka ini berbahaya? Karena penyembuhannya lambat. Bahkan, bisa semakin parah.

Penyebabnya banyak. Pertama, kadar gula darah tinggi. Kedua, sirkulasi darah terganggu. Ketiga, saraf rusak. Gabungan ketiganya memperburuk kondisi luka.

Banyak penderita tidak sadar. Luka kecil di anggap biasa. Padahal, luka di abetes bisa tumbuh cepat. Dalam hitungan hari, kondisi bisa memburuk.

Transisi lainnya, luka ini juga sering tidak terasa sakit. Karena itu, penderita tidak merasa perlu periksa.

Mengenal Luka Di abetes: Tidak Bisa Di anggap Sepele Sebagai contoh, luka di kaki bisa terinfeksi. Infeksi menyebar ke jaringan dalam. Bahkan sampai ke tulang. Akibatnya? Perlu tindakan serius. Termasuk operasi.

Lebih buruk lagi, jika infeksi tidak terkendali. Bisa terjadi sepsis. Ini bisa memicu kegagalan organ. Bahkan kematian.

Itulah kenapa luka diabetes tidak bisa diremehkan. Meski terlihat kecil Mengenal Luka Diabetes

Karena itu, periksa luka secara rutin. Jangan tunggu parah. Bila ada luka, segera tangani. Jangan hanya diberi obat biasa. Butuh penanganan medis.

Selain itu, kontrol gula darah juga penting. Jika gula darah stabil, risiko luka menurun. Begitu juga kemungkinan luka bertambah parah.

Kesadaran dan disiplin adalah kunci untuk Mengenal Luka Diabetes. Penderita diabetes harus peduli. Harus tahu apa yang harus dilakukan.

Mengenal Luka Diabetes

Mengenal Luka Diabetes: Tidak Bisa Dianggap Sepele

Tidak semua luka langsung terlihat parah. Karena itu, penting mengenali gejalanya sejak awal.

Pertama, luka yang tidak sembuh-sembuh. Biasanya lebih dari dua minggu. Ini adalah tanda khas. Luka tampak mengering, lalu terbuka lagi.

Kedua, muncul warna gelap di sekitar luka. Bisa merah,kebiruan,kehitaman. Ini tanda peredaran darah terganggu.

Ketiga, muncul cairan berbau. Bisa berwarna kekuningan atau kehijauan. Ini bisa menandakan infeksi. Apalagi jika disertai demam.

Keempat, rasa kebas atau mati rasa. Biasanya di bagian kaki. Penderita tidak merasa sakit meskipun lukanya parah. Ini tanda saraf sudah rusak.

Selanjutnya, pembengkakan juga perlu diwaspadai. Bila luka membengkak dan terasa hangat, bisa jadi sudah terinfeksi.

Kelima, permukaan kulit terasa kering dan pecah-pecah. Biasanya di sekitar tumit. Ini membuka jalan bagi bakteri masuk.

Tanda-tanda lainnya bisa lebih ringan. Misalnya lecet atau goresan. Namun pada penderita diabetes, luka sekecil apapun bisa jadi besar.

Di sinilah pentingnya kebiasaan memeriksa kaki. Setiap hari. Lihat dengan teliti. Gunakan cermin jika perlu.

Gunakan sepatu yang nyaman. Jangan gunakan sepatu sempit. Jangan pakai sandal jepit saat bepergian jauh. Pilih bahan lembut dan aman.

Selain itu, jangan biarkan kaki lembap. Setelah mandi, keringkan dengan lembut. Jangan di gosok keras. Keringkan sela-sela jari juga.

Jika ada perubahan pada kaki, segera periksa. Jangan tunggu nyeri. Jangan tunggu bernanah. Lebih cepat lebih baik.

Pengobatan Luka Diabetes yang Tepat dan Aman

Langkah awal pengobatan adalah membersihkan luka. Gunakan air bersih dan antiseptik ringan. Jangan gunakan alkohol. Bisa merusak jaringan.

Setelah itu, keringkan luka perlahan. Gunakan kain lembut. Jangan pakai tisu kasar. Luka bisa makin terbuka.

Selanjutnya, balut luka dengan perban steril. Jangan terlalu ketat. Tapi juga jangan terlalu longgar. Ganti perban setiap hari. Atau sesuai petunjuk dokter.

Jika luka dalam, perlu penanganan profesional. Dokter akan melakukan debridement. Yaitu membuang jaringan mati. Ini penting agar luka bisa sembuh.

Obat antibiotik sering di berikan. Bisa oral. Bisa topikal. Kadang lewat infus. Tergantung tingkat infeksinya.

Jangan sembarangan pakai salep.Bisa memperparah luka.

Selain itu, dokter mungkin memberikan terapi tambahan. Misalnya terapi oksigen hiperbarik. Terapi ini membantu mempercepat penyembuhan. Juga memperbaiki sirkulasi darah.

Lalu, pasien juga di sarankan istirahat. Terutama bila lukanya di kaki. Jangan banyak berjalan. Gunakan alat bantu bila perlu.

Kontrol gula darah adalah keharusan. Jangan di lewatkan. Jika gula tetap tinggi, luka sulit sembuh. Bahkan bisa semakin parah.

Karena itu, minum obat diabetes harus teratur. Jangan di lewatkan. Jangan ganti dosis tanpa izin dokter.

Pola makan juga perlu di jaga. Makanan tinggi serat sangat di anjurkan. Hindari makanan manis, gorengan, dan makanan tinggi lemak.

Olahraga ringan bisa membantu. Misalnya jalan kaki. Tapi hati-hati. Jangan sampai menyebabkan luka baru.

Periksa ke dokter secara berkala. Jangan tunggu luka parah. Lebih baik mencegah daripada mengobati.

Rutin Periksa dan Pencegahan Luka Diabetes Sejak Dini

Pencegahan lebih baik daripada pengobatan. Hal ini berlaku juga untuk luka diabetes. Ada banyak cara mencegah luka sebelum terjadi.

Pertama, kontrol gula darah. Ini adalah kunci utama. Gula darah tinggi merusak pembuluh darah. Akhirnya merusak saraf. Lalu menimbulkan luka.

Kedua, rawat kaki dengan benar. Cuci kaki setiap hari. Gunakan sabun ringan. Keringkan hingga tuntas. Jangan lupa sela-sela jari.

Ketiga, periksa kaki setiap hari. Gunakan kaca jika sulit melihat. Cari tanda luka, memar, atau kulit pecah.

Keempat, pakai alas kaki yang nyaman. Jangan bertelanjang kaki. Bahkan di rumah. Hindari sandal keras. Gunakan kaus kaki lembut.

Kelima, potong kuku kaki dengan hati-hati. Jangan terlalu pendek. Jangan memotong ke dalam. Jika sulit, minta bantuan tenaga medis.

Selanjutnya, hindari perokok pasif. Karena rokok memperlambat sirkulasi darah. Ini memperlambat penyembuhan luka.

Lalu, jaga berat badan. Obesitas memperburuk diabetes. Juga menambah tekanan pada kaki. Ini bisa mempercepat munculnya luka.

Transisi lainnya, tidur cukup juga penting. Kurang tidur bisa memicu stres. Stres memperburuk kontrol gula darah.

Minum air putih cukup. Ini menjaga tubuh tetap terhidrasi. Membantu metabolisme. Juga menjaga kulit tetap sehat.

Konsultasi dengan dokter secara rutin. Minimal setiap tiga bulan.

Selain itu, edukasi diri juga penting.

Ajak keluarga terlibat. Dukungan keluarga sangat membantu. Mereka bisa membantu memeriksa kaki. Juga mengingatkan minum obat.

Hindari pengobatan alternatif yang tidak jelas. Bisa membahayakan.

Bila luka terjadi, jangan panik. Segera bersihkan. Jangan menutupinya dengan plester biasa. Segera cari pertolongan medis.

Kesimpulan:

Luka diabetes bukan hal sepele. Luka kecil bisa jadi besar. Bisa infeksi. Bisa menyebabkan amputasi. Tapi, semua bisa di cegah.

Caranya? Rutin periksa. Rawat kaki setiap hari. Kontrol gula darah. Patuhi saran dokter. Jangan tunda pengobatan. Luka cepat sembuh bila di tangani tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *